Kamis, 02 Januari 2014

SINUSITIS

BAB 1
PENDAHULUAN
I.                   1.  LATAR BELAKANG
          Sebagian besar infeksi virus penyebab pilek seperti common cold dapat menyebabkan suatu sumbatan pada hidung, yang akan hilang dalam beberapa hari. Namun jika terjadi peradangan pada sinusnya dapat muncul gejala lainnya seperti    Infeksi sinus seperti yang kita ketahui kini lebih jarang dibandingkan era pra-antibiotik.. Sinus atau sering pula disebut dengan sinus paranasalis adalah rongga udara yang terdapat pada bagian padat dari tulang tenggkorak di sekitar wajah, yang berfungsi untuk memperingan tulang tenggkorak. Rongga ini berjumlah empat pasang kiri dan kanan. Rasa sakit di bagian dahi, pipi, hidung atau daerang diantara mata terkadang dibarengi dengan demam, sakit kepala, sakit gigi atau bahan kepekaan indra penciuman kita merupaan salah satu gejala sinusitis. Terkadang karena gejala yang kita rasakan tidak spesifik, kita salah mengartikan gejala-gejala tersebut dengan penyakit lain sehingga membuat penyakit sinusitis yang diderita berkembang tanpa diobati. Untuk lebih mengenal lagi tetang sinusitis dan pengobatannya, berikut uraiannya.

1.2.IDENTIFIKASI MASALAH

Dalam masalah Sinusitis akhir akhir ini kebanyakan masyarakat belum mengetahui penyebab dan bagaimana cara mencegah timbulnya penyakit Sinusitis dalam tubuh kita, untuk itu diperlukan sebuah informasi bagaimana cara mencegah timbulnya Sinusitis dalam tubuh kita dan apa penyebab timbulnya Sinusitis.

1.3. PEMBATASAN MASALAH
Pembatasan masalah dalam makalah ini adalah mengenai :
1.     Penyebab Sinusitis
2.     Tanda – tanda Sinusitis

1.4. PERUMUSAN MASALAH
1.     Apakah Sinusitis itu?
2.     Apa saja yg menyebabkan terjadi nya Sinusitis?
3.     Apa saja tanda – tanda yg diketahui jika seseorang mengalami Sinusitis?
4.     Bagaimana cara perawatan nya?

1.5. TUJUAN PENELITIAN
1.     Menjelaskan pengertian Sinusitis
2.     Mengetahui penyebab terjadi nya Sinusitis
3.     Mengetahui tanda – tanda Sinusitis
4.     Menjelaskan cara perawatan Sinusitis

1.6. KEGUNAAN PENELITIAN
Hasil makalah ini bisa bermanfaat untuk sesorang yang menderita Sinusitis agar ia mengetahui apa itu sinusitis dan bagaimana cara perawatan nya.

BAB 2
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2. 1. LANDASAN TEORI
Sinusitis  akhiran umum dalam kedokteran itis berarti peradangan karena itu sinusitis adalah suatu peradangan sinus paranasal. Sinusitis adalah penyakit yang terjadi di daerah sinus. Sinusitis adalah merupakan penyakit infeksi sinus yang disebabkan oleh kuman atau virus.  Sinus itu sendiri adalah rogga udara yang terdapat di area wajah yang terhubung dengan hidung. (Brunner dan Suddarth. 2001)

Fungsi dari rongga sinus sendiri adalah untuk menjaga kelembapan hidung dan menjaga pertukaran udara di daeranh hidung. Rongga sinus sendiri terdiri dari 4 jenis yaitu :
1.   Sinus Frontal, terletak di atas meja dibagian tengah dari masing - masing         alis
2.   Sinus Maxillary, terletak diantara tulang pipi, tepat di samping hidung
3.   Sinus Ethmooid, terletak di antara mata, tepat dibelakang tulang hidung
4.   Sinus Sphenoid, terletak dibelakang sinus ethmoid dan di belakang mata

Didalam rongga sinus terdapat lapisan yang terdiri dari bulu-bulu halus yang disebut dengan cilia. Fungsi cilia ini adalah untuk mendorong lender yang diproduksi didalam sinus menuju kesaluran parnafasan. Ketika lapisan rongga sinus yang menyebabkan lender terperangkap di rongga sinus dan menjadi tempat tumbuhnya bakteri. Jadi sinusitis terjadi apabila terjadi peradangan didaerah lapisan rongga sinus yang menyebabkan lender terperangkap dirongga sinus dan menadi tempat tumbuhya bekteri.

Sinusitas sendiri dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
       1.  Sinusitas Akut : gejala dirasakan selama 3-8 minggu
       2.  Sinusitas Kronis : biasanya gejala dirasakan lebih dari 8 minggu.

Sinusitus bersifat akut (berlangsung selama 3 minggu atau kurang) maupun kronis (berlangsung selama 3-8 minggu tetapi  dapat berlanjut selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun)

Ø  Penyebab sinusitus akut:
·         Infeksi Virus
Sinusitis akut bisa terjadi setelah suatu infeksi virus pada saluran pernafasan bagian           atas (misalnya pilek).

·         Bakteri
Di dalam tubuh manusia terdapat beberapa jenis bakteri yang dalam keadaan normal           tidak menimbulkan penyakit (misalnya Streptococcus pneumoniae, Haemophilus           influenzae). Jika sistem pertahanan tubuh menurun atau drainase dari sinus tersumbat           akibat pilek atau infeksi virus lainnya, maka bakteri yang sebelumnya tidak berbahaya           akan berkembang biak dan menyusup ke dalam sinus, sehingga terjadi infeksi sinus           akut.

·         Infeksi jamur
Kadang infeksi jamur bisa menyebabkan sinusitis akut. Aspergillus merupakan jamur           yang bisa menyebabkan sinusitis pada penderita gangguan sistem kekebalan. Pada           orang-orang tertentu, sinusitis jamur merupakan sejenis reaksi alergi terhadap jamur.           Peradangan menahun pada saluran hidung. Pada penderita rinitis alergika bisa terjadi           sinusitis akut. Demikian pula halnya pada penderita rinitis vasomotor.

Penyakit tertentu.Sinusitis akut lebih sering terjadi pada penderita gangguan sistem kekebalan dan penderita kelainan sekresi lendir (misalnya fibrosis kistik).
Ø  Penyebab sinusitis kronis:
·         Asma
·         Penyakit alergi (misalnya rinitis alergika)
·         Gangguan sistem kekebalan atau kelainan sekresi maupun                                 pembuangan lendir.

Gejala khas dari kelainan pada sinus adalah sakit kepala yang dirasakan ketika penderita bangun pada pagi hari. Sinusitis akut dan kronis memiliki gejala yang sama, yaitu nyeri tekan dan pembengkakan pada sinus yang terkena, tetapi ada gejala tertentu yang timbul berdasarkan sinus yang terkena:
1.      Sinusitis maksilaris menyebabkan nyeri pipi tepat di bawah mata, sakit           gigi dan sakit kepala.
2.      Sinusitis frontalis menyebabkan sakit kepala di dahi.
3.      Sinusitis etmoidalis menyebabkan nyeri di belakang dan diantara mata             serta sakit kepala di dahi. Peradangan sinus etmoidalis juga bisa                 menyebabkan nyeri bila pinggiran hidung di tekan, berkurangnya                 indera penciuman dan hidung tersumbat.
4.      Sinusitis sfenoidalis menyebabkan nyeri yang lokasinya tidak dapat       dipastikan dan bisa dirasakan di puncak kepala bagian depan ataupun     belakang, atau kadang menyebabkan sakit telinga dan sakit leher.

              Gejala lainnya adalah:
                        - tidak enak badan
                        - demam
                        - letih, lesu
                        - batuk, yang mungkin semakin memburuk pada malam hari
                        - hidung meler atau hidung tersumbat.

Pasien yang menderita Sinusitis adalah sebaiknya melakukan :
1.      Tingkatkan daya tahan tubuh dengan cukup beristirahat dan mengonsumsi makanan dan minuman yang memiliki nilai nutrisi yang baik. Berolahraga yang teratur, khususnya setelah waktu subuh dimana udara pagi saat itu masih jernih dan bersih.
2.      Yang paling mudah, jangan sampai terkena infeksi saluran nafas. Rajin-rajin cuci tangan karena tindakan sederhana ini terbukti efektif dalam mengurangi risiko tertular penyakit saluran pernafasan. Selain itu, sedapat mungkin menghindari kontak erat dengan mereka yang sedang terkena batuk pilek
3.       Bila anda memakai AC, sering-seringlah membersihkan penyaringnya agar debu, jamur dan berbagai substansi yang mungkin dapat mencetuskan alergi dapat dikurangi (walau tak mungkin dihilangkan seluruhnya). Demikian juga dengan karpet dan sofa


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

III.1.  TEMPAT DAN WAKTU
Penelitian ini dilakukan di sebuah RS. Bakti Yudha  pada tanggal 11 Desember 2013 oleh seorang DR. Herlin Putri Tanjung

III.2.  METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan berisi langkah-langkah sistematis yang dipergunakan dalam penelitian dengan tujuan memecahkan masalah. Di dalamnya akan dijelaskan secara singkat mengenai kerangka yang menjadi pedoman pengerjaan yang perlu dilakukan sehingga dihasilkan output yang diinginkan.

III.3.  INSTRUMEN PENELITIAN
Dalam penelitian ini kita menggunakan kamera dan buku catetan. Kamera digunakan untuk mengambil gambar yang dibutuhkan untuk penelitian, dan buku catetatn digunakan untuk mencatat hal-hal penting yang dibutuhkan penelitian.

III.4.  TEKNIK MENGANALISIS DATA
Dalam penelitian ini penulis menganalisa data yang diperoleh dengan menggunakan metode diskriftif, yaitu data-data yang diperoleh dejelaskan dengan kalimat yang sistematis sehingga penelitian ini dapat terungkap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar