DIKSI
Diksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pusat
bahasa Departemen Pendidikan Indonesia adalah pilihan kata yg tepat dan selaras
(dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek
tertentu (seperti yang diharapkan).
Selain itu, Diksi adalah kesanggupan
sebuah kata untuk menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca
atau pendengar, seperti apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau
pembicara. Agar maksud dan tujuan pilihan kata dapat tercapai seperti apa yang
telah dituliskan pada definisi tersebut diperlukan semacam indikator bahwa si
pendengar atau pembaca dapat memiliki gambaran atau perasaan yang sama layaknya
penulis atau pembicara, yaitu :
§ (1) dapat mengomunikasikan gagasan dan sesuai berdasarkan kaidah
suatu bahasa, dalam hal ini adalah kaidah bahasa Indonesia,
§ (2) menghasilkan komunikasi puncak (yang paling efektif) tanpa
salah penafsiran atau salah makna,
§ (3) menghasilkan respon pembaca atau pendengar sesuai dengan
harapan penulis atau pembicara, dan
§ (4) menghasilkan target komunikasi yang diharapkan.
Untuk itu diperlukan sesuatu
yang disebut dengan kesesuaian
pilihan kata danketepatan
pilihan kata walaupun
kedua kata tersebut memiliki arti yang berbeda. Ketepatan pilihan kata
berkenaan dengan apakah kata yang digunakan sudah setepat-tepatnya, sehingga
tidak menimbulkan anggapan yang lain antara pembicara dan pendengar atau
penulis dengan pembaca. Adapun yang berkenaan dengan kesesuain pilihan kata,
apakah kata yang digunakan tersebut tidak merusak suasana atau menyinggung
perasaan orang yang diajak berbahasa.
Agar seseorang dapat
mendayagunakan bahasa secara maksimal diperlukan kesadaran betapa pentingnya
menguasai kosakata. Penguasaan kosa kata tidak akan perrnah lepas dari
kemampuan menggunakan pilihan kata secara tepat. Memilih kata yang tepat untuk
dapat menyampaikan gagasan ilmiah menuntut penguasaan, seperti
§ (1) keterampilan yang tinggi terhadap bahasa yang digunakan,
§ (2) wawasan bidang ilmu yang dtulis,
§ (3) konsistensi penggunaan sudut pandang, istilah, baik dalam
makna maupun bentuk agar tidak menimbulkan salah penafsiran,
§ (4) syarat ketepatan kata, dan
§ (5) syarat kesesuaian kata. Oleh karena itu, ketepatan pemilihan
kata terkait dengan konsep, logika, dan gagasan yang hendak ditulis dalam
karangan.
Ketepatan tersebut akan dapat
menghasilkan kepastian makna, sedangkan kesesuaian kata menyangkut kecocokan
antara kata yang dipakai dengan situasi yang hendak diciptakan, sehingga tidak
mengganggu suasana batin, emosi, atau psikis antara penulis dan pembacanya,
pembicara dan pendengarnya. Oleh karena itu, untuk menghasilkan karangan
berkualitas, penulis harus memperhatikan ketepatan dan kesesuaian kata.
Diksi terdiri dari delapan elemen yaitu : fonem,
silabel, konjungsi, hubungan, kata benda, kata kerja, infleksi, dan uterans.
Macam macam hubungan makna :
Macam macam hubungan makna :
1. Sinonim
Merupakan kata-kata yang memiliki persamaan / kemiripan makna. Sinonim sebagai ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain. Contoh: Kata buruk dan jelek, mati dan wafat.
Merupakan kata-kata yang memiliki persamaan / kemiripan makna. Sinonim sebagai ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain. Contoh: Kata buruk dan jelek, mati dan wafat.
2.
Antonim.
Merupakan ungkapan (berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya dianggap kebalikan dari makna /ungkapan lain. Contoh: Kata bagus berantonim dengan kata buruk; kata besar berantonim dengan kata kecil.
Merupakan ungkapan (berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya dianggap kebalikan dari makna /ungkapan lain. Contoh: Kata bagus berantonim dengan kata buruk; kata besar berantonim dengan kata kecil.
3.
Polisemi.
Adalah sebagai satuan bahasa (terutama kata atau frase) yang memiliki makna lebih dari satu. Contoh: Kata kepala bermakna ; bagian tubuh dari leher ke atas, seperti terdapat pada manusia dan hewan, bagian dari suatu yang terletak di sebelah atas atau depan, seperti kepala susu, kepala meja,dan kepala kereta api, bagian dari suatu yang berbentuk bulat seperti kepala, kepala paku dan kepala jarum dan Iain-lain.
Adalah sebagai satuan bahasa (terutama kata atau frase) yang memiliki makna lebih dari satu. Contoh: Kata kepala bermakna ; bagian tubuh dari leher ke atas, seperti terdapat pada manusia dan hewan, bagian dari suatu yang terletak di sebelah atas atau depan, seperti kepala susu, kepala meja,dan kepala kereta api, bagian dari suatu yang berbentuk bulat seperti kepala, kepala paku dan kepala jarum dan Iain-lain.
4.
Hiponim.
Adalah suatu kata yang yang maknanya telah tercakup oleh kata yang lain, sebagai ungkapan (berupa kata, frase atau kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan. Contoh : kata tongkol adalah hiponim terhadap kata ikan, sebab makna tongkol termasuk makna ikan.
Adalah suatu kata yang yang maknanya telah tercakup oleh kata yang lain, sebagai ungkapan (berupa kata, frase atau kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan. Contoh : kata tongkol adalah hiponim terhadap kata ikan, sebab makna tongkol termasuk makna ikan.
5.
Hipernim.
Merupakan suatu kata yang mencakup makna kata lain.
Merupakan suatu kata yang mencakup makna kata lain.
6.
Homonim.
Merupakan kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi namun berbeda arti.
Merupakan kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi namun berbeda arti.
7.
Homofon.
Merupakan kata-kata yang memiliki bunyi sama tetapi ejaan dan artinya berbeda.
Merupakan kata-kata yang memiliki bunyi sama tetapi ejaan dan artinya berbeda.
8.
Homograf.
Merupakan kata-kata yang memiliki tulisan yang sama tetapi bunyi dan artinya berbeda.
Merupakan kata-kata yang memiliki tulisan yang sama tetapi bunyi dan artinya berbeda.
Makna Denotasi
Makna Denotasi merupakan makna kata yang sesuai dengan
makna yang sebenarnya atau sesuai dengan makna kamus.
Contoh :
Adik makan nasi.
Makan artinya memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
Makna Konotasi
Kalau makna Denotasi adalah makna yang sebenarnya,
maka seharusnya Makna Konotasi merupakan makna yang bukan sebenarnya dan
merujuk pada hal yang lain. Terkadang banyak eksperts linguistik di Indonesia
mengatakan bahwa makna konotasi adalah makna kiasan, padahal makna kiasan itu
adalah tipe makna figuratif, bukan makna konotasi. Makna Konotasi tidak
diketahui oleh semua orang atau dalam artian hanya digunakan oleh suatu
komunitas tertentu. Misalnya Frase jam tangan.
Contoh:
Pak Slesh adalah seorang pegawai kantoran yang sangat
tekun dan berdedikasi. Ia selalu disiplin dalam mengerjakan sesuatu. Pada saat
rapat kerja, salah satu kolega yang hadir melihat kinerja beliau dan kemudian
berkata kepada sesama kolega yang lain “Jam tangan pak Slesh bagus yah”.
Dalam ilustrasi diatas, frase jam tangan memiliki
makna konotasi yang berarti sebenarnya disiplin. Namun makna ini hanya
diketahui oleh orang-orang yang bekerja di kantoran atau semacamnya yang
berpacu dengan waktu. Dalam contoh diatas, Jam Tangan memiliki Makna Konotasi
Positif karena sifatnya memuji
Makna konotasi dibagi menjadi 2 yaitu konotasi
positif merupakan kata yang memiliki makna yang dirasakan baik dan lebih
sopan, dan konotasi negatif merupakan kata yang bermakna kasar atau tidak sopan.